MUARA ENIM,POJOKSUMSEL – Petani Kopi Semende, Suratin (50) warga Desa Datar Lebar Kecamatan Semendo Darat Ulu (SDU) datang jauh dari tempat tinggalnya ke Kota Muara Enim hanya untuk mempromosikan kopi bubuk Cap Pak Tani di Gerai DesakuMuara Enim Lantai Dasar Hotel Serasan Sekundang, Senin (4/1/2021).
Kepada pojoksumsel.com, Suratin menceritakan perjalanan usahanya sebelum produk kopi Cap Tugu Tani ada di etalase Gerai Desaku Muara Enim. Suratin mengaku ingin produk kopi racikannya dapat dipasarkan ke seluruh nusantara melalui toko online maupun offline.
“Alasan saya gabung dengan Gerai DesakuMuara Enim ini supaya kopi Semende khususnya Cap Tugu Tani dapat dipasarkan secara luas ke seluruh plosok negeri, melalui aplikasi DesakuMuara Enim,”kata Suratin.
Menurut Suratin, dengan memanfaatkan media sosial maupun dengan toko online diharapkan kopi Semendo mudah dikenal, serta didapatkan oleh masyarakat luas. Selain juga bisa menjadi buah tangan (oleh-oleh,red) bagi pengunjung hotel maupun warga luar daerah yang tengah berada di Muara Enim.
Suratin mengawali usaha kopi bermula menjadi petani kopi dengan modal lahan seluas 1 hektar, hingga sekarang lahan miliknya kurang lebih sudah menjadi 3 hektar. Selain itu, dia juga menampung biji kopi dari para petani di daerahnya.
“Awalnya jualan biji kopi seadanya saja, lalu bisa rosting jual kopi bubuk sampai kirim ke luar daerah,”ujar Suratin yang masih kentara bicara dengan logat Jawa ketika menyampaikan kepada koran ini.
Suratin mulai mengenal perijinan produk UMKM pada tahun 2018 sehingga mendapatkan pembinaan Pemerintah Kabupaten Muara Enim khususnya dari Dinas Kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas produk bubuk kopi miliknya. Setelah itu, dirinya mulai bergabung dengan berbagai komunitas, intensif menjalain hungungan dengan pemerintah daerah dan CSR PT Bukit Asam untuk berkolaborasi. Maka produk kopi Semende yang sudah menjadi bubuk mulai dikenal hingga keluar daerah.
“Setelah ada ijin IRT, mulai dari 10 kilogram perbulan, sampai sekarang bisa melayani pesanan kopi bubuk 50 kilo hingga satu kuintal. Dengan kualitas premium harga 100 ribu per kilogram,”ujarnya lagi.
Dia mulai tertarik usaha kopi ini sejak beberapa kali mengikuti pameran sampai keluar daerah. Seperti di Jakarta, lalu pernah ikuti pameran di Indonesia Expo di Yogyakarta. Melalui kegiatan usahanya ini dirinya ingin mengangkat kesejahteraan petani kopi di daerahnya. Dimana sebelumnya petani kopi di Semende hanya fokus pada bisnis hulu saja yaitu hanya menjual hasil kebun. Akan tetapi kedepannya dapat ditingkatkan hingga ke bisnis hilirnya yakni menjual bubuk kopi siap seduh melalui brand kopi Semende.
“Saya tidak suka bersaing, akan tetapi bekerjasama, dan berkolaborasi. Cita-cita saya ingin mengangkat kesejahteraan petani. Saya ingin menggandeng semua petani kopi di Semende. Bisa dengan mendirikan semacam koperasi, atau kelompok sebagai sarana kominikasi, dan silahturahmi, sehingga kedepan sama-sama meningkatkan kesejahteraan,”terang Suratin.
Sementara itu, Sari, salah satu pengelola Gerai DesakuMuara Enim mengatakan, menerima kerjasama dengan pemilik brand Kopi Cap Pak Tani karena kualitas kopi bubuk tersebut sudah diakui mendapatkan sertifikat uji cita rasa memuaskan dari Asosiasi Ekportir dan Industri Kopi Indonesia (AEIKI) setelah mendapatkan uji oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI). Sehingga kopi cap Pak Tani bisa dipasarkan sampai ke luar negeri.
“Pak Suratin sang pemilik Kopi Semendo Cap Pak Tani ini membuat kami tim Startup Desakumuaraenim ikut merasakan semangatnya. Tak heran kalau kopi cap Pak Tani ini sudah diakui kualitas dan rasanya di Indonesia. Kita juga saat ini dalam persiapan ekspor kopi semendo bersama 6 Kopi terbaik Semende Lainnya. Ijinkan kami memohon doanya kiranya di awal tahun ini cita-cita para petani kopi di semende ini tercapai bersama kami tim Startup Desakumuaraenim. Mari kita wujudkan produk unggulan kabupaten Muara Enim Kopi Semende dengan kualitas terbaiknya hadir di Manca Negara,”ujar Sari.(AH)