MUARAENIM,POJOKSUMSEL – PT Bukit Asam Kreatif (BAK) melalui inovasi pegawainya berhasil meraih dua penghargaan di ajang Bukit Asam Inovasi Award (BAIA) 2021 diikuti lebih dari 50 perusahaan mitra kerja PT Bukit Asam Tbk pekan lalu.
Dua penghargaan diraih BAK yakni, Juara 1 judul Inovasi Optimalisasi Recarger Fair Supresion Sistem Secara Swakelola. Juara 2 judul Inovasi Pemanfaatan limbah alternatif Kamaz dan Travolas sebagai simolator elektrikal tester. Adapun penghargaan diberikan pada Jumat (26/3/2021) akhir pekan lalu secara daring.
Dalam keterangan disampaikan melalui Manager SDM dan Umum, Okiki Onedinata, didampingi Kordinator lomba BAIA Suyanto mengaku bangga atas prestasi diraih para pegawai dalam lomba inovasi tersebut. Selama ini, BAK memberikan kesempatan kepada para pegawai memiliki kreativitas yang menunjamh produktivitas kerja.
“Jadi dua inovasi itu sudah kami terapkan dalam lingkungan kerja kita, memang efektif dan efisien. Hasilnya bisa menghemat biaya perawatan dan Tanaga kerja,”terang OKI, Selasa (30/3).
Dijelaskan, sebagai mitra kerja PT Bukit Asam, BAK menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai yang dibutuhkan. Selain itu BAK juga peduli dengan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di lingkup pekerjaannya.
Optimalisasi Recarger Fair Supresion Sistem secara swakelola fungsinya adalah untuk memadamkan api secara otomatis. Mencegah kebakaran dalam kabin mesin yang bisa saja terjadi pada saat alat berat bekerja.
“Dengan inovasi itu, kami bisa menekan biaya perawatan alat berat, jika dengan vendor lain bisa sekitar 1,4 milyar atau 6 juta per unit pertahun, tapi oleh BAK hanya 180 juta, atau 800 ribu per tahun, dari 73 alat berat milik PTBA yang dipercayakan kepada kami selaku subkontraktor,”kata Oki.
Ditambahkan Ketua Tim Dede Abdilah , perawatan alat berat sangat penting karena bisa mempengaruhi produktivitas mesin alat berat seperti Dozer, ataupun dumtruk dalam usaha pertambangan batubara. Menurutnya, dalam setiap 2000 jam mesin alat berat harus mendapat perawatan, jika dengan vendor selain BAK setidaknya 5 jam alat tersebut stanbay dan perawatan dikerjakan minimal 4 orang. Namun dengan BAK tidak membutuhkan waktu lama dan hanya dikerjakan 2 orang saja. Selebihnya dibantu dengan adanya alat tersebut.
“Jadi pertahun bisa menghemat 1,2 Milyar, ditambah juga dengan standar safety tinggi, sangat optimal dan efisiensi waktu, dan tenaga kerja. Hasilnya, PTBA bisa lebih hemat dan maksimal dalam kegiatan produksinya,”terang Dede Abdilah.
Sementara Musa, ketua Tim inovasi pemanfaatan limbah alternator alat berat Kamaz dan travolas sebagai simulator elektrikal tester menjelaskan, Inovasi itu bisa mengantikan AKI yang fungsinya untuk men carger dinamo starter alat berat. Jadi dengan adanya alat tersebut perusahaan bisa menghemat biaya Rp 24 juta per tahun untuk membeli AKI yang harganya per unit Rp 2 juta.
“Jadi alat tersebut di ciptakan sebagai pengganti AKI. Bahkan usia lebih awet seumur hidup, orangnya sudah mati pun alat tersebut masih berfungsi. Selain itu BAK juga membantu mengolah limbah B3, yang memanfaatkan onderdil bekas alat berat seperti trafo, dan dioda bekas alat berat Kamaz,”ujar Musa.
Sebelum mengakhiri perbincangan, kembali OKI menambahkan, dengan adanya Bukit Asam Inovasi Award (BAIA) menjadikan mitra kerja khususnya PT BAK terus berinovasi dalam meningkatkan produktivitas kerja sebagai penyedia jasa untuk PT Bukit Asam. Dengan adanya kedua inovasi tersebut hasilnya dapat di rasakan juga oleh satuan kerja di perusahaan BUMN tersebut.
“Sebenarnya kami termotivasi oleh satker di PTBA, karena mereka sangat suport kami selaku mitra yang kreatif. Dan selagi inovasi yang kami buat bisa menguntungkan PTBA, maka kedepan temuan-temuan hasil riset yang kami lakukan akan kita sampaikan,”tutup Oki.(red)