Muara Enim, Pojoksumsel.com – Kopi Semendo kini menjadi sorotan sebagai komoditas unggulan Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Meski selama ini masyarakat lebih mengenal Kopi Lampung, cita rasa khas Kopi Semende tak kalah istimewa.
Data BPS 2021 mencatat produksi kopi Muara Enim mencapai 27.594 ton per tahun, menjadikannya penghasil kopi terbesar ketiga di Sumatera Selatan.
Melihat potensi tersebut, Yayasan Mitra Hijau menggelar Pelatihan Kopi Semendo pada 17–18 September 2025.
Acara yang berlangsung dua hari ini diikuti 25 peserta dari komunitas lokal, seperti Muara Enim Coffee, PKK, KUPS Kopi Semende, hingga kelompok pemuda pecinta alam.
Fokus pada Ekonomi Hijau dan Produk Turunan Kopi
Pelatihan ini tidak sekadar membahas teknik budidaya dan peningkatan produksi, tetapi juga menekankan pentingnya ekonomi hijau. Peserta didorong melihat peluang bisnis kopi yang ramah lingkungan, termasuk pemanfaatan limbah menjadi produk turunan bernilai jual.
“Perempuan dan pemuda juga bisa dilibatkan sejak awal agar tidak ada yang tertinggal,” kata Rosalena Fransiska dari Yayasan Mitra Hijau.

Pak Suratin dari Kopi Pak Ratin berbagi teknik budidaya kopi ramah lingkungan. Sementara itu, Robby Anugrah, Ketua Muara Enim Coffee (MEC) sekaligus pemilik WD Official, menekankan potensi usaha dari limbah kopi.
“Kopi bukan cuma bisa jadi minuman, tapi juga punya banyak produk turunan,” ujarnya.

Peran Disperindag ESDM dalam Pemberdayaan UMKM
Disperindag ESDM Muara Enim menegaskan komitmennya untuk mendorong industri hijau dan UMKM/IKM secara berkelanjutan.

Kepala Bidang Perindustrian, Dr. Dessy Hershanty, S.E., M.M, hadir sebagai narasumber dan memaparkan peran penting instansinya dalam memperkuat kapasitas pelaku usaha lokal.
Menurut Dessy, pemberdayaan UMKM/IKM dilakukan melalui pelatihan, bantuan teknis, sosialisasi, hingga dukungan pemasaran.
“Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing UMKM di per-Kopian agar produk lokal menjadi lebih kompetitif dan berkelanjutan,” jelasnya.
UMKM Kopi dan Model Bisnis Berkelanjutan
Selain praktik budidaya, peserta juga dilatih menyusun alur bisnis kopi dari hulu hingga hilir. Harapannya, lahir model usaha berkelanjutan yang mampu memperkuat UMKM kopi di Muara Enim.
Menurut Yunita, Direktur Yayasan Pinus, pengembangan kopi berkelanjutan akan menciptakan lapangan kerja baru.
“Peluang bisa lebih besar untuk pekerjaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ungkapnya.
Kontribusi pada Pembangunan Berkelanjutan
Inisiatif ini menegaskan peran Kopi Semende sebagai motor penggerak pembangunan hijau. Melibatkan petani, perempuan, dan generasi muda, Muara Enim berpeluang memperkuat posisinya sebagai daerah penghasil kopi berkualitas sekaligus mendukung transisi menuju ekonomi hijau berkeadilan.