31.1 C
Palembang
Thursday, 16 May 2024
spot_img
spot_img
SUMSELMuara Enim50 Pembatik Sumsel Ikuti Uji Kompetensi Batik di SMKN 7 Palembang

50 Pembatik Sumsel Ikuti Uji Kompetensi Batik di SMKN 7 Palembang

Baca juga

Palembang, Pojoksumsel.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Bersama LSP Batik menggelar Uji Kompetensi bagi 50 Peserta Pembatik Sumsel dari berbagai daerah di SMK Negeri 7 Palembang dan dibuka langsung oleh Sulistiati Supriadi, SE., MM mewakili direktorat standarisasi kompetensi Kemenparekraf, Jum’at (24/02/2023).

“kami sangat bangga dan kegiatan ini adalah untuk mencetak SDM yang kompeten di subsektor Batik, dan tahun ini giliran Sumatea Selatan yang terpilih oleh Kemenparekraf. Diharapkan dengan kompetensi ini, bapak dan ibu dapat membuat batik yang berkualitas”, tutur Sulistiati

50 Peserta ini merupakan hasil seleksi dari 100 peserta yang mengikuti Pelatihan Berbasis Kompetensi di Hotel Harper Palembang tanggal 26-28 Januari 2023 Lalu.

Penguji para perajin ini langsung dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Batik yang merupakan LSP-P3 pertama pada sub sektor Batik.

Uji kompetensi ini sebagai bentuk pengakuan para pembatik Sumsel atas kompetensi profesional kerja.

Salah satu peserta Uji Kompetensi adalah Rumah Batik Seasan Muara Enim, yang mengikirimkan 5 orang untuk mengikuti Pelatihan Berbasis Kompetensi dan akhirnya di rekomendasikan untuk mengikuti Uji Kompetensi.

Menurut Totok AH selaku Pengelola Rumah Batik Serasan (RBS), sangat bersyukur dengan adanya kegiatan pelatihan berbasis kompetensi khususnya di sektor Kriya (Batik) yang digelar oleh kemenparekraf.

“Kami sangat berterima kasih kepada kemenparekraf yang sudah memfasilitasi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) hingga kepada Uji Kompetensi yang digelar di SMK N 7 Palembang”, tutur Totok.

selanjutnya, “RBS mengirimkan 5 orang sebagai peserta PBK dan Uji Kompetensi, dan mendapatkan hasil Kompeten, dan alhamdulillah selama kegiatan ini kami didukung oleh pemerintah Kabupaten Muara Enim dan Juga PT Pamapersada Nusantara”, tutup Pengelolan Rumah Batik Serasan ini.

5 Peserta Rumah Batik Serasan yang mengikuti Uji Kompetensi Batik
5 Peserta Rumah Batik Serasan yang mengikuti Uji Kompetensi Batik

Turut juga hadir, Kepala Bidang Destinasi Disbudpar Sumsel Heni Susanti, S,Pd, M,Si., dan menyambut dengan bangga seluruh peserta dan juga penguji uji kompetensi dari LSP Batik dan juga perwakilan Kemenparekraf.

“Terima kasih kepada kemenparekraf dan LSP Batik, karena Sumatera Selatan adalah satu-satunya di tahun 2023 yang mendapatkan kesempatan untuk uji kompetensi batik”, ucap Heni.

“setelah mengikuti uji kompetensi ini, diharapakan semua peserta kompeten dan dapat mengembangkan Batik di Sumatera Selatan”, tutup Kabid Destinasi Disbudpar Sumsel.

Dari hasil pantauan, para perajin batik yang mengikuti uji kompetensi ini satu persatu harus menjawab pertanyaan dari setiap asesor.

Pada Uji Kompetensi kali ini ada 4 Skema yang diujikan dari 13 Skema yang ada, yaitu: Pembatik Tulis, Tukang Cap, Tukang Gambar Motif, dan Tukang Celup Warna Sintesis.

Uji kompetensi batik ini mendapat fasilitas dari Direktorat Standardisasi dan Sertifikasi Kompetensi Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf.

Sertifikasi bertujuan memberikan pengakuan dan penghargaan kepada pembatik kompeten. Sekaligus memberikan informasi tentang jumlah pembatik yang belum kompeten dan perlu adanya peningkatan kompetensi.

Kompetensi tersebut yakni sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Batik.

Ketua LSP Batik, Dr. Ir Rodia Syamwil, MPd mengatakan, uji kompetensi untuk mengukur standarisasi kompetensi perajin batik. Bagi yang lulus, mereka akan mendapatkan sertifikasi sebagai pengakuan negara terhadap kompetensi tersebut.

“Kompetensi pembatik nantinya akan mendapat pengakuan dari negara karena ada logo Garuda Emas. Perajin batik juga akan mendapat lisensi dari negara dengan memberikan sertifikasi,” ucapnya.

Lebih jauh kata Ketua LSP Batik, pasca

Keseruan bersama peserta Uji Kompetensi Batik Setelah selesai mengikuti Ujian
Keseruan bersama peserta Uji Kompetensi Batik Setelah selesai mengikuti Ujian

tercatatnya Batik Indonesia ke dalam Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO pada tahun 2009, pertumbuhan pembatik semakin pesat.

Hingga saat ini, pihaknya mencatat ada 212 ribu perajin batik di Indonesia. Pertumbuhan ini bukan hanya di Pulau Jawa, namun tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.

“UMKM Batik semua ada di provinsi dan setiap daerah ada yang mereka unggulkan. Memang saat ini batik sudah lama ada di Pulau Jawa, namun kalau kita lihat, keberadaan batik di Jambi, sudah ada sejak 1 abad yang lalu,” terangnya.

Oleh sebab itulah, pertumbuhan UMKM yang pesat ini membutuhkan sertifikasi. Sebab, sertifikasi ini untuk melihat kompetensi para pembatik di Indonesia.

“Di Sumsel sudah mulai banyak sekali yang ikut mulai dari Musi Rawas, Muara Enim, Palembang, Pagar Alam, Banyuasin, Musi Banyuasin dan lainnya. Kita arahkan mereka untuk komparatif bukan bersaing,” ucapnya.

Masih kata Ketua LSP, uji kompetensi ini atas rekomendasi dari Kemenparekraf. Dengan begitu, pelatihan berbasis kompetensi teknis.

“Setiap instruktur harus punya sertifikasi sehingga momen ini bisa kita manfaatkan untuk menata instruktur yang sudah sertifikasi atau belum. Sehingga kita berharap batik semakin terjaga kualitasnya,” harapnya.

Ketua Asosiasi Pembatik Sumsel, Agus saat mendampingi penyerahan Buku Motif Batik Sumsel Kepada Ibu Sulistianti
Ketua Asosiasi Pembatik Sumsel, Agus saat mendampingi penyerahan Buku Motif Batik Sumsel Kepada Ibu Sulistiati

Sementara itu, Agus mengaku bersyukur Sumsel bisa terpilih sebagai lokasi uji kompetensi sertifikasi P3. Sertifikasi ini berlaku bukan hanya regional atau nasional, namun juga internasional.

“Suatu kebanggaan bagi Sumsel terpilih untuk diangkat sertifikasi P3,” terang Agus.

Lebih jauh Agus menjelaskan, peserta uji kompetensi sebelumnya sudah mengikuti pelatihan. Dari 100 peserta yang ada, hanya 50 orang yang mendapat kesempatan untuk mengikuti uji kompetensi ini.

“Kalau di Sumsel baru ada 200 pembatik yang tergabung di dalam Asosiasi Pembatik. Namun hanya ada 50 pembatik yang ikut uji kompetensi,” sebutnya.

Artikel lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terbaru