Pojoksumsel.com – Pak Guru Rasyid, seorang pendidik di Sumenep, Madura, harus menelan pil pahit di penghujung kariernya. Pak Rasyid sendiri sudah mengabdikan dirinya sebagai guru sejak tahun 1980.
Setelah mengabdi, harapannya untuk diangkat sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pupus seiring penundaan pengangkatan yang tak kunjung jelas.
Pak Rasyid telah mengikuti seluruh proses seleksi PPPK dengan harapan mendapatkan kepastian status sebelum masa pensiunnya tiba nanti, seperti dilansir dari kompas.
Namun, akibat penundaan ini membuatnya khawatir akan masa depan dan kesejahteraannya setelah pensiun nanti.
Apalagi diketahui, beliau hanya menerima 150.000 per bulannya selama ini.
Kisah yang saat ini diharapi Pak Rasyid mencerminkan nasib banyak pendidik honorer di Indonesia yang berharap mendapatkan pengakuan dan kepastian status melalui program PPPK.
Penundaan ini mempengaruhi akan kesejahteraan mereka, tetapi juga mempengaruhi semangat dan dedikasi mereka dalam mendidik para generasi penerus bangsa.
Pemerintah diharapkan dapat segera memberikan kejelasan terkait pengangkatan PPPK, khususnya bagi guru-guru yang telah mengabdi lama seperti Pak Rasyid.
Kepastian ini penting untuk menghargai dedikasi mereka selama ini dan juga dapat memastikan kualitas pendidikan tetap terjaga.
Semoga pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan atas kasus seperti ini, sehingga ada bentuk penghargaan untuk para pendidik di Indonesia.
Gimana menurut kamu tentang masalah ini bos?