24.4 C
Palembang
Saturday, 16 November 2024
spot_img
spot_img
NewsNasionalArea CFW Ditutup, “Lenggak Lenggok Jakarta” Kini Mendadak Sepi

Area CFW Ditutup, “Lenggak Lenggok Jakarta” Kini Mendadak Sepi

Baca juga

RD Sukmana
RD Sukmanahttps://pojoksumsel.com
RD Sukmana merupakan wartawan senior yang lebih suka menyebut dirinya seniman kata-kata daripada wartawan, karena baginya wartawan memiliki filosofi yang sangat luhur.

PojokSumsel.com – “Lenggak Lenggok Jakarta” ala Citayam Fashion Week (CFW) di lokasi zebra cross Dukuh Atas, Jakarta Pusat yang biasanya menjadi lokasi bagi remaja SCBD alias Sudirman, Citayam, Bojonggede dan Depok beradu padu padan bak peragawan peragawati kini mendadak sepi setelah ditutup sementara pihak polisi.

Ya, itu karena panggung jalanan fashion show para remaja SCBD tersebut kini dijaga ketat polisi. Hal ini lantaran kegiatan CFW di lokasi itu dinilai telah meresahkan banyak pihak hingga menyebabkan jalanan Ibu Kota macet parah di sejumlah titik.

Tak hanya Sudirman, aksi kumpulan bocah dari kawasan suburban itu dikatakan membuat kemacetan hingga kawasan Senayan.

“Kita pantau simpul kemacetannya itu dari adanya aktivitas di ‘Citayam’ (Dukuh Atas). Kemacetan kami pantau ekornya sampai dengan Senayan, Semanggi. Dari Jalan Jenderal Sudirman tiba-tiba mengerucut akan berbelok ke arah lokasi Dukuh Atas di bawah itu, di sanalah terjadi sumbatan,” kata Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin kepada awak media, Rabu (27/07).

Guna mengantisipasi agar kemacetan tak lagi terjadi, jajaran Polres Jakarta Pusat mengambil sejumlah langkah pencegahan. Salah satunya dengan mengimbau aksi fashion show jalanan tersebut hanya dilakukan di hari bebas kendaraan atau car free day (CFD).

Hal senada sebelumnya juga disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani. Menurutnya kreativitas yang ditunjukkan oleh para remaja SCBD tersebut sediannya hanya dilakukan setiap akhir pekan.

Lokasinya pun bisa berpindah-pindah. Tak hanya di SCBD, namun bisa digelar di BKT atau PIK. “Kita boleh memfasilitasi misalnya hari Jumat di SCBD, Sabtu di BKT, lalu di mana lagi di PIK misalnya tapi enggak boleh memaksa hanya boleh memfasilitasi saja,” kata Zita di Gedung DPRD, Selasa, 26 Juli 2022.

Selain imbauan, bentuk lain yang dilakukan petugas untuk menjaga area zebra cross kawasan Dukuh Atas adalah bekerjasama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan anggota Satpol PP.

Berikut sederet kabar terkini dari lokasi CFW, kawasan Dukuh Atas, Jakarta yang kini mendadak sepi, dilansir dari liputan6.com:

  1. Ditutup Sementara

Adapun CFW di kawasan Dukuh Atas Jakarta, mulai meresahkan banyak pihak. Kawasan yang semula hanya diramaikan kumpulan bocah dari kawasan suburban, kini berubah menjadi episentrum megah yang dipadati kelompok manusia dari pelbagai kelas.

Imbasnya, kawasan yang notabene jalan umum tersebut kini berubah jadi panggung aksi sehingga berdampak pada lalu lintas kendaraan bermotor yang terhambat, hingga sulitnya pejalan kaki untuk lewat.

Demi mengurai kemacetan tersebut, Komarudin pun melakukan penutupan sementara di kawasan CFW. Dia menyatakan, tindakannya berhasil membuat kepadatan terurai dalam waktu 30 menit.

“Kita lakukan upaya penutupan sementara, maka alhamdulillah kurang lebih dalam waktu setengah jam bisa dinormalkan kembali dan bisa buka kembali aktivitas,” jelas polisi berpangkat melati tiga ini.

  1. Lokasi Dijaga Polisi

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Komarudin kembali menegaskan, bahwa pihaknya akan menegakkan aturan di lokasi CFW atas nama ketertiban umum. Salah satunya, dengan menempatkan petugas polisi untuk berjaga di area zebra cross kawasan Dukuh Atas, tempat catwalk CFW digelar.

“Kami akan tempatkan petugas gabungan baik kepolisian, Satpol PP, Dishub kalau perlu kita akan ada di tengah zebra cross,” tegas Komarudin saat dikonfirmasi awak media, Rabu.

Komarudin beralasan, hal itu dilakukan karena zebra cross sudah beralih fungsi. Lintasan yang dibuat khusus sebagai lokasi pejalan kali untuk menyebrang, kini menjadi tempat berlenggok dan berkonten para penikmat CFW.

“Semakin ke sini yang kita lihat yang berada di jalan itu bukan hanya yang melakukan catwalk tapi yang mengambil gambar, mengambil foto, membuat konten tumpah ruah ke jalan sehingga lalu lintas terganggu,” kritik Komarudin.

  1. Bisa Dilakukan Penutupan Jalan

Perwira menengah berpangkat melati tiga ini pun mewanti-wanti, bila cara-cara persuasif tidak kunjung diindahkan, maka bukan tidak mungkin kepolisian akan mendiskresi dengan cara penutupan jalan.

“Kita akan terus melakukan pemantauan, kita akan melakukan upaya rekayasa lalu lintas, sampai penutupan jalan sekiranya dibutuhkan,” dia menutup.

Sejak beberapa waktu lalu, fenomena CFW masih mencuri atensi publik. Kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Dukuh Atas, Jakarta Pusat kian hari kian ramai dipadati para remaja hingga selebriti Tanah Air.

Keramaian kian memadat setelah diselenggaranya acara catwalk di zebra cross yang membuat sejumlah kendaraan ikut terjebak macet. Maka dari itu tak sedikit yang menyoroti soal dampak lalu lintas yang terjadi.

Akibatnya polisi pun berjaga di lokasi CFW. Pihak keamanan bahkan menutup jalur zebra cross. Penjagaan dilakukan sampai malam hari. Tak hanya itu, lampu di sekitar lokasi sengaja dimatikan.

  1. Usul CFW Dipindah ke Hari Minggu Saat CFD

Dirlantas Polda Metro Kombes Latif Usman mengatakan, fungsi jalan kembali normal dan kemacetan terhindari maka aksi-aksi serupa catwalk di kawasan Dukuh Atas hendaknya dibolehkan hanya pada saat car free day (CFD) saja.

“Misalnya itu dilakukan pada hari CFD berarti kan nggak ada kendaraan yang melintas. Kalau tidak mengganggu lalu pada saat CFD silakan,” kata Latif kepada awak media saat dihubungi, Senin 25 Juli 2022.

Latif memastikan, polisi pada prinsipnya mendukung segala bentuk kreatifitas bersifat positif. Namun, saat kegiatan tersebut sudah mengganggu ketertiban umum dan pengguna jalan lain, maka penertiban harus dilakukan.

“Aktivitas masyarakat boleh menggunakan jalan selama tidak mengganggu pengguna jalan lain. Kita tidak akan mematikan kreativitas dari masyarakat selama tidak mengganggu,” ungkapnya.

  1. Imbauan Lewat Pengeras Suara

Kepolisian Sektor Tanah Abang pada pada Rabu (27/07) sekira pukul 14.30 WIB resmi melakukan imbauan di Dukuh Atas untuk tidak lagi menggunakan zebra cross sebagai area fashion show. Imbauan dilakukan oleh petugas kepolisian dengan menggunakan pengeras suara dari dalam mobil kepolisian.

“Sekali lagi bapak ibu, kakak-kakak, warga DKI Jakarta dan sekitarnya silahkan untuk berdiri di trotoar, berjalan di trotoar. Fasilitas ini hanya disediakan oleh Pemerintah. Tidak berdiri di badan jalan, tidak menggunakan zebra cross untuk membuat konten apalagi fashion show,” kata petugas kepolisian.

Selain itu, dikutip dari laman Instagram @dki360, imbauan untuk tidak menggunakan zebra cross sebagai area catwalk juga diserukan oleh 13 Kecamatan Tanah Abang.

Dalam unggahan video @dki360, itu semua masyarakat yang kedapatan nongkrong dan berada di sekitaran kawasan Dukuh Atas itu diminta bijak menggunakan zebra cross sesuai fungsinya.

“Akhirnya Zebra Cross “SCBD” di Jl Tj. Karang dikembalikan ke fungsi awal dan bukan sebagai tempat Fashion Show,” tulis @dki360.

Artikel lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terbaru