Jakarta, Pojoksumsel.com – Pemerintah, melalui Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, mengumumkan rencana pembentukan holding UMKM pada tahun 2025.
Langkah strategis ini bertujuan untuk menjembatani pelaku UMKM dengan sektor industri berskala besar, guna menciptakan ekosistem usaha yang lebih inklusif dan terintegrasi.
Proses pembentukan holding ini akan diawali dengan mengidentifikasi dan mengumpulkan data pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Validitas data menjadi prioritas utama agar implementasi holding dapat berjalan efektif. Hingga kini, pemerintah terus melakukan pembaruan basis data UMKM, seperti dilaporkan oleh MetroTVNews.com.
Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM, Bagus Rachman, mengungkapkan bahwa holding ini diharapkan dapat memperbesar jumlah UMKM yang menjalin kemitraan dengan pelaku usaha besar.
Saat ini, tingkat kemitraan baru mencapai 7 persen dari total pelaku UMKM.
“Konektivitas masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita. Pemerintah, sebagai regulator dan fasilitator, harus mengarahkan upaya ke pembentukan holding ini,” ujar Bagus, seperti dikutip MetroTVNews.com, Kamis (12/12/2024).
Sebagai langkah awal, sektor otomotif menjadi contoh nyata keberhasilan UMKM masuk ke rantai pasok industri besar.
Menteri Maman menyoroti bagaimana UMKM lokal telah berkontribusi dalam penyediaan jok mobil dan komponen lainnya.
Namun, cakupan holding UMKM ini tidak akan berhenti di otomotif. Ke depannya, holding akan diperluas ke sektor lain, termasuk pertanian, makanan dan minuman, serta produk kreatif seperti merchandise.
Semua sektor tersebut dipilih berdasarkan potensinya dalam menopang perekonomian nasional.
“Kita mendorong holding UMKM ini menjadi ruang bisnis yang masif. Dengan potensi luar biasa, nantinya akan ada konsolidasi minimal 2.000 hingga 3.000 UMKM per sektor,” kata Maman, sebagaimana dilaporkan oleh CNN Indonesia.com.
Melalui holding ini, pelaku UMKM akan mendapatkan akses pelatihan produksi, pembiayaan, hingga pendampingan dalam membangun sistem bisnis dan rantai pasok (supply chain).
Maman optimistis, keberadaan holding akan membantu UMKM naik kelas dan bersaing di pasar yang lebih luas.
“Harapan kami, holding ini dapat memberdayakan UMKM dalam memenuhi kebutuhan suplai, mulai dari suku cadang hingga produk jadi. Ini akan memperkuat konektivitas antara UMKM dengan industri besar,” jelas Maman dalam Startup Investment Forum di Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2024).
UMKM: Pilar Ekonomi Nasional
Menurut data Badan Statistik Nasional, UMKM menyumbang 60,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia.
Dengan kontribusi signifikan ini, pembentukan holding UMKM diharapkan dapat menjadi katalisator dalam mendorong kesejahteraan ekonomi rakyat.
Langkah ini memberikan secercah harapan bagi UMKM untuk mengukir peran yang lebih besar dalam perekonomian nasional, sembari menjawab tantangan konektivitas dan keberlanjutan di masa depan.