PojokSumsel.com – Persatuan warga tulang sehat (Perwatusi) meluncurkan pencanangan Gerakan Sumsel Melawan Osteoporosis. Kegiatan yang didukung Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan ini berlangsung di Stadion Jakabaring, Palembang Minggu (3/07). Selain peluncuran gerakan tersebut, diadakan juga senam sehat bersama.
Ketua Umum Perwatusi, Hj. Anita A. Hutagalung mengatakan, tujuan kegiatan melawan Osteoporosis itu untuk menyikapi bonus demografi dan menyongsong Indonesia Sehat 2025.
Dalam acara itu, hadir langsung Ketua Umum Komite Olah Raga Rekreasi Masyarakat (KORMI), Hayono Isman mantan Menteri Olah Raga zaman Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Sumsel yang diwakili Asisten I Setda Pemprov Sumsel, Dr Rasyidin Hasan.
Hayono Usman mengatakan, Perwatusi dalam usahanya mengupayakan masyarakat sehat memiliki visi yang luas agar Indonesia pada 2045 terbebas dari Osteoporosis. ‘’Ini sesuai dengan visi, misi dan tujuan KORMI yaitu melakukan program masyarakat sehat yang berarti memperpanjang usia produktif masyarakat,’’ katanya dalam acara jumpa pers.
Hayono juga mengatakan, saat ini Indonesia mendapat bonus demografi yang penduduknya sebagian besar berusia produktif. Menuju Indonesia Maju 2045, bonus demografi usia produktif ini akan menjadi masalah bangsa ini jika tidak ada antisipasi sejak sekarang. ‘’Mereka yang muda-muda dan produktif ini, pada 2045 akan menjadi generasi tua. Dari segi kesehatan bisa menjadi ancaman terhadap produktivitas bangsa dan Negara. Kunci utama Indonesia Maju adalah kesehatan,’’ tegasnya.
Hayono menambahkan, salah satu masalah kesehatan yang dihadapi orang usia lanjut adalah Osteoporosis atau keropos tulang yang akan membuat seseorang tidak bisa beraktivitas apalagi berproduktivitas. Penduduk yang tidak sehat akan mengancam keberlangsungan ekonomi sebuah bangsa.
‘’Atas dasar itu, saya menyambut baik pencanangan program Sumsel melawan Osteoporosis. Ini adalah bagian dan upaya promotif dan preventif di bidang kesehatan, yakni mengkampanyekan agar masyarakat banyak berolahraga atau menggerakkan fisiknya,’’ katanya.
Pada kesempatan itu, Hayono membandingkan ketahanan fisik rakyat Indonesia dengan Jepang, Korea, dan China. Penduduk China yang usia produktif mampu bekerja di atas 10 jam per hari sementara di Indonesia bekerja selama 8 jam saja, sudah terasa sangat capek.
Tidak hanya itu, Hayono menuturkan, memasuki usia lanjut, masyarakat Jepang, Korea dan China yang berusai di atas 60 tahun masih mampu berproduktivitas dengan baik. ‘’Ini kenapa? Karena mereka selalu menerapkan pentingnya berolah raga untuk menjaga stamina,’’ ujarnya.
Bila dihubungkan dengan Sumsel melawan Osteoporosis, Hayono menyatakan gerakan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia yang sebagaian besar berusia produktif.
Masyarakat Sumsel yang sekarang ini usia produktinya sangat besar, pada 2045 nanti masih bisa beraktivitas dengan syarat mereka dari sekarang lebih banyak menggerakkan tubuh atau berolah raga.
‘’Ancaman Osteoporosis di hari tua bisa diantisipasi dari sekarang. Makanya gerakan melawan Osteoporosis ini sangat strategis, sangat baik di bidang kesehatan,’’ tambahnya.
Sayangnya lanjut Hayono, saat ini dunia pendidikan banyak yang mengesampingkan olah raga. Mereka lebih fokus kepada kegiatan belajar dan ini juga diamini para orang tua, yang juga tidak mau mendorong anaknya suka berolah raga karena akan mengganggu prestasi belajar. ‘’Sesungguhnya tidaklah begitu. Dengan banyak menggerakkan tubuhnya justru akan meningkatkan stamina. Dengan stamina yang kuat dan prima, anak didik akan lebih mudah menyerap pelajaran,’’ katanya.
Menyikapi soal sekolah cenderung mengabaikan olah raga, Gubernur Sumsel melalui Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra, Rasyidin Hasan mengatakan akan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan di semua kabupaten dan kota di Sumsel.
Tujuannya agar pihak sekolah menekankan juga pentingnya bidang olah raga sebagai salah satu upaya preventif dalam menjaga kesehatan untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan pintar.
Rasyidin menyebut, masyarakat makin kurang melakukan aktivitas fisik untuk menggerakkan tubuhnya. Lihat saja, ibu-ibu muda yang sebagian besar pekerjaan rumah tangganya telah digantikan oleh mesin. ‘’Sering gerakkan anggota tubuh agar tidak mudah terserang Osteoporosis. Harus rajin berolah raga dari sekarang. Jika mereka sehat, ibu-ibu ini akan mampu mendorong dan membesarkan anak-anaknya untuk juga aktif berolah raga,’’ katanya.
Perwatusi adalah sebuah perkumpulan nirlaba yang merupakan anggota dari Internasional Osteoporosis Foundation yang memiliki kepedulian atas penyakit yang diderita 3 dari 5 wanita di dunia yaitu keropos tulang atau Osteoporosis.
Dalam perjalanan waktu sejak berdiri pada tahun 2002 Perwatusi memiliki program kerja yang terukur untuk mendampingi masyarakat Indonesia agar mengerti apa dan bagaimana cara efektif untuk menghindarkan Osteoporosis secara dini yang pada akhirnya menurunkan produktivitas warga yang terdampak Osteoporosis.
Pada 23 Oktober 2021 lalu, Perwatusi bersama pemerintah pusat melakukan Pencanangan Gerakan Nasional Melawan Osteoporosis yang dicanangkan langsung oleh Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin di Jakarta.
Sebagai bentuk kepedulian Perwatusi dan pemerintah akan pentingnya melakukan langkah langkah efektif dan terstruktur untuk mencegah penyakit yang tidak memiliki gejala ini berdampak bagi seluruh rakyat Indonesia yang memiliki cita cita Indonesia Sehat dan produktif.
Sebagai kelanjutan dari program pencanangan Gerakan Nasional melawan Osteoporosis itulah tanggal 4 Juli 2022 bersamaan dengan berlangsung nya Fornas VI di Palembang, Perwatusi bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berkolaborasi untuk mencanangkan Gerakan Sumatera Selatan Melawan Osteoporosis.
Dalam kesempatan audiensi dengan Gubernur Sumsel, H. Herman Deru baru-baru ini, Gubernur menyatakan menyambut baik dan mendukung langkah-langkah pencegahan Osteoporosis di Sumatera Selatan dan mendukung untuk Sumatera Selatan peduli akan berbagai tindakan pencegahan tersebut.
Inisiatif Perwatusi ini juga didukung oleh Wakil Gubernur, Kadinkes Provinsi Sumatera Selatan, Kadispora dan tentu Ketua KORMI Sumatera Selatan, Hj. SamanthaTivani.
Selaku Ketua Umum Perwatusi, Hj. Anita A. Hutagalung menyampaikan gerakan daerah melawan Osteoporosis ini akan terus digaungkan ke berbagai daerah lainnya di seluruh Indonesia yang tentunya dengan bekerja sama dengan pimpinan daerah dan juga dinas-dinas terkait yang memiliki kesamaan visi dan misi untuk menuju Indonesia sehat dan produktif.
Selain itu, Anita juga menyampaikan terima kasih kepada Purnomo Yusgiantoro Center dan Farhat Brachma (Tim Ahli Wakil Presiden RI) yang peduli akan pentingnya anak bangsa melakukan berbagai upaya dan tindakan pencegahan terhadap penyakit Osteoporosis ini.