PojokSumsel.com – PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Indonesia Power memastikan pasokan batu bara yang dimilikinya sampai saat ini baik-baik saja dan tidak terjadi kelangkaan.
Komisaris di PT Indonesia Power, Iskandar Simorangkir melihat stok batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) masih dalam kondisi baik-baik saja dan menjamin pasokan batu bara kepada PT PLN (Persero) untuk sektor kelistrikan nasional tidak seret.
“Seingat saya sekarang masih enggak ada kesulitan di bahan baku. Enggak ada kesulitan kita, enggak tersendat, enggak ada masalah sih di kita tuh. Pasokan lancar-lancar saja,” kata Iskandar saat dijumpai di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (5/08) dilansir dari liputan6.com.
Sosok yang juga sebagai Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian menyatakan, harga batu bara di pasar internasional yang sedang melambung tidak sampai membuat suplai di dalam negeri kosong. Meskipun disparitas harga yang ditetapkan pemerintah dengan yang ada di pasar luar negeri semakin jomplang.
Sebagai gambaran, harga batu bara di pasar Ice Newcastle pada Selasa (2/08) bertengger di USD388 per ton. Sedangkan harga batu bara untuk kelistrikan dipatok sebesar USD70 per ton.
“Itu banyak, wong stoknya ternyata banyak. Rupanya akibat kenaikan harga ini, penambang tuh berbondong-bondong nambang batu bara. Jadi stok tuh tetap terjaga,” ujar Iskandar.
Menurut dia, langkah terpenting yang harus dijaga pemerintah adalah menerapkan kebijakan soal kewajiban pemenuhan pasokan dalam negeri, atau domestic market obligation (DMO).
Sehingga pihak produsen tetap menjaga pasokan untuk PLN tanpa perlu menunggu terbentuknya badan layanan umum atau BLU batu bara.
“Sebenarnya tinggal menerapkan DMO aja sih, sederhana aja. Kan udah ada domestic market obligation aturan kita. Tinggal dieksekusi, enggak usah lain-lain, sehingga fokus,” ungkap dia.
“Jadi mereka (pengusaha batu bara) memang masih menarik untung juga jual dengan harga DMO. Orang paling harga pokoknya USD20-25 (per ton),” tandas Iskandar.