Lahat, Pojoksumsel.com – Pelestarian budaya lokal terus digencarkan di Sumatera Selatan. Salah satu upayanya adalah melalui Pelatihan Batik Tulis Aksara Ulu yang digelar di Kabupaten Lahat. Kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk menjaga warisan budaya sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat, Kamis (28/08/2025).
Aksara Ulu adalah tradisi tulis khas masyarakat huluan Sumatera Selatan. Aksara ini sudah dikenal sejak abad ke-12 dan berkembang pesat pada abad ke-15 hingga abad ke-19. Jejaknya banyak ditemukan di daerah Lahat, Empat Lawang, PALI, Muara Enim, OKU, OKI, hingga Ogan Ilir.

Media tulis yang digunakan pun beragam, mulai dari bambu, tandung, kulit kayu, kulit kerang, rotan, batu, hingga kertas. Saat ini, Aksara Ulu masuk kategori hampir punah. Namun, berbagai komunitas budaya mulai mendorong agar aksara ini kembali dikenal oleh generasi muda.
Penyelenggara dan Narasumber
Pelatihan ini diselenggarakan oleh Nuzulur Ramadhona, M.Hum, seorang peneliti naskah kuno yang kini mengembangkan Rumah Budaya Serat Ulu. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumatera Selatan melalui program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan (FPK).

Hadir sebagai narasumber Dr. Wahyu Rizky Andhifani, S.S., M.M., Totok Adi Hermanto, S.T., M.M. dan Moderator: Derry Pangestu. Selain itu turut hadir Vinita Citra Kirani selaku Kabid Publikasi dan Dokumentasi Dinas Provinsi Sumatera Selatan dan Elliani Wakil dari Kabid Kebudayaan Lahat.
Pesan dan Harapan Narasumber
Dalam pemaparannya, Dr. Wahyu Rizky Andhifani mengatakan:
“Aksara Ulu bukan hanya simbol, tetapi warisan budaya yang mencerminkan identitas masyarakat huluan Sumatera Selatan. Melalui batik, aksara ini bisa lebih dekat dengan generasi muda.”
Sementara itu, Totok Adi Hermanto menekankan pentingnya inovasi:
“Ketika aksara lokal dipadukan dengan produk modern seperti batik, maka peluang ekonomi kreatif terbuka lebar. Ini bisa mengangkat potensi budaya sekaligus kesejahteraan masyarakat.”

Penyelenggara kegiatan, Nuzulur Ramadhona, juga berharap adanya gerakan pelestarian yang berkelanjutan:
“Rumah Budaya Serat Ulu kami dorong sebagai ruang belajar bersama agar Aksara Ulu tidak sekadar dikenang, tetapi benar-benar hidup kembali dalam keseharian masyarakat.”
Pelestarian Budaya dan Ekonomi Kreatif
Lewat pelatihan batik berbasis Aksara Ulu ini, masyarakat tidak hanya belajar melestarikan budaya, tetapi juga mengembangkan keterampilan yang bernilai ekonomi. Diharapkan, kegiatan ini menjadi momentum penting agar Aksara Ulu kembali hidup sebagai identitas budaya sekaligus peluang ekonomi kreatif di Sumatera Selatan.