PojokSumsel.com – Indonesia saat ini tengah berada dalam bayang-bayang ancaman inflasi global. Bagaikan tsunami, gelombang inflasi global semakin meninggi sebagai dampak lanjutan dari pandemi global Covid-19 dan semakin diperparah dengan krisis Rusia-Ukraina.
Soal inflasi tersebut kembali mencuat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung situasi terkini yang tengah terjadi di negara-negara di dunia. Menurut dia, inflasi global sedang meningkat tajam dan pertumbuhan ekonomi global juga akan mengalami perlambatan.
“Saya memberikan gambaran seperti ini agar kita semua betul-betul waspada,” kata Jokowi dalam acara peresmian musyawarah perencanaan pembangunan nasional di Istana Merdeka, Jakarta (28/04).
Jokowi mencatat inflasi tinggi terjadi di Turki yang sudah melompat ke angka 61,1 persen. Amerika Serikat yang biasanya 1 persen, sekarang inflasinya sudah 8,5 persen. Jokowi mengungkapkan rasa syukur karena inflasi Indonesia terakhir pada Maret 2022 masih berada di angka 2,6 persen. “Ini yang harus bersama-sama kita perbaiki, kita pertahankan,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Presiden pun bukan kali pertama memberikan peringatan soal inflasi global. Sebelumnya, ia juga sempat beberapa kali menyinggung soal inflasi pangan global yang naik dalam beberapa waktu terakhir. “Kalau dilihat angka-angka, waduh,” katanya di Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah, Jumat, 11 Maret 2022 lalu.
Dia merinci, inflasi pangan di Rusia telah mencapai 12,3 persen, Amerika Serikat 6,9 persen, bahkan Turki sampai 55,6 persen. Lalu India 5,4 persen dan kawasan Uni Eropa 4 persen.
Dengan kondisi ini, mantan Wali Kota Solo ini pun meminta peserta acara yang terdiri dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk betul-betul mengkalkulasikan secara detail pengaruh inflasi ini. Sehingga, langkah-langkah antisipasi bisa disiapkan dengan benar. “Kita harus betul-betul siap jika krisis ini berlanjut hingga tahun depan,” tandas Jokowi.