31.1 C
Palembang
Wednesday, 24 April 2024
spot_img
spot_img
SUMSELMuara EnimMasyarakat Seleman-Penyandingan Muara Enim Lestarikan Tradisi Haul Puyang Atung Bungsu

Masyarakat Seleman-Penyandingan Muara Enim Lestarikan Tradisi Haul Puyang Atung Bungsu

Baca juga

RD Sukmana
RD Sukmanahttps://pojoksumsel.com
RD Sukmana merupakan wartawan senior yang lebih suka menyebut dirinya seniman kata-kata daripada wartawan, karena baginya wartawan memiliki filosofi yang sangat luhur.

MUARAENIM,POJOKSUMSEL – Dalam rangka melestarikan tradisi setiap 7 tahun sekali di tengah masyarakat Desa Seleman dan Desa Penyandingan Kecamatan Tanjung Agung. Hari Kamis (22/7/2021) menggelar acara Mbatur Puyang (Haul) di makam Puyang Atung Bungsu yang terletak di Desa Seleman. Karena dalam situasi pandemi Covid-19, panitia melaksanakan dengan dengan sederhana, dihadiri oleh keluarga keturunan Puyang Atung Bungsu, dan tokoh adat, serta tokoh masyarakat di dua desa tersebut. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19, pengunjung wajib pakai masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak.

Tokoh masyarakat Desa Seleman, Mukhtamiri SAP mengatakan, pada perayaan ini warga berkumpul untuk berdoa di makam Puyang Atung Bungsu yang berada di Muara Sungai Belinau, tepatnya di sebrang Desa Seleman dan Penyandingan yang berjarak kurang lebih 5 kilometer dari pemukiman. Acara dimulai dengan arak-arakan oleh keluarga keturunan puyang atung bungsu dengan berjalan kaki menuju lokasi makam yang di keramatkan warga sekitar.

“Acara tersebut sebagai amanah puyang atau leluhur Masyarakat Desa Seleman dan Penyandingan, tahun ini diselenggarakan secara sederhana Dan hanya dihadiri oleh sebagian masyarakat kedua desa praktis tidak ada anak cucung yang diperantauan pulang, mengingat masih masa pandemo covid 19,”terang Mang Tam, sapaan akrabnya.

Acara hari ini dihadiri oleh tetua adat atau sumbai Puyang Menang Cahye yang terdiri dari Ketue Adat, Juari Tue Sumbai dan Ketua BPD, dari Paduraksa tidak hadir. Selanjutnya, acara ini merupakan amanah Puyang Atung Bungsu dengan tujuan agar anak keturunannya berkumpul setiap 3,5,7,dan 9 tahun sekali, dan selain wadah mendoakan arwah mereka, acara tersebut sekalian sebagai wadah silaturahmi bagi seleruh anak cucungnya yang ada di ke empat desa tersebut. Yakni termasuk yang tinggal diperantauan, dimana kemarin ditandai dengan penyembelihan beberapa ekor kerbau hasil iuran anak keturunannya.

“Kami selaku masyarakat sangat melestarikan adat istiadat ini. Sehingga setiap perayaan masyarakat semangat sekali melaksanakan,”ujarnya.

Ia menerangkan, Sejarah Puyang Atung Bungsu, bahwa Konon beliau adalah salah satu anggota kesultanan Cirebon yang pada Jaman Penjajahan Belanda tidak mau tunduk kepada Belanda dan mengungsi (lari) dari keraton menyusuri Selat sunda menggunakan kapal layar, tiba di Sungai Musi Palembang kemudian menyusuri Sungai Musi masuk ke sungai Lematang, lalu kemudian menyusuri Sungai Enim kearah hulu, selanjutnya masuk ke Sungai Belinau dan bermukim didaerah Muara Sungai Belinau (sekarang masuk Desa Seleman) ( tahunnya tidak diketahui karena tidak tercatat ? ). Adapun Rombongan Puyang Atung Bungsu tsb selain dirinya juga didampingi Para Sumbai (Pegawai) yg terdiri dari : (1) Puyang Tuan Rie, (2) Puyang Tuan Puteri, (3) Puyang Depati Cermin, (4) Puyang Depati Dawat (Juru Tulis), (5) Puyang Hulu Balang Selurah Panjang, (6) Puyang Pengarai/Beruge jambul yg bermukim dan makamnya ada di Desa Paduraksa, (7) Puyang Menang Cahye yg bermukim dan bermakam di Desa Tanjung Muning Kecamatan Gunung Megang.

Ini dibuktikan dengan Benda-Pusaka masing-masing yang masih tersimpan utuh dikediaman Anak Tue Cucung Tue dan dimasing-masing Jurai Tue ke 7 Sumbai tersebut yang setiap benda pusaka tersebut terdapat cerita atau legenda yang heroik dan sedikit berbau mistis. Yang berbentuk Tombak, Keris, Keramik Piranti Makan, Batu Jala, dan lainnya.
Setelah belasan tahun berkembang biak menjadi 7 rumah yg berdiri di daerah Pulun lebih mendekati lagi Muara Belinau, karena sering banjir maka perkampungan pindah lagi ke daerah Dusun Lame seberang Desa Penyandingan saat ini, semakain tahun semakin berkembang biak dan akhirnya berkembang menjadi dua dusun yaitu Dusun Seleman dan Dusun Penyandingan saat ini

Artikel lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terbaru